Suka Duka Kuliah Online
Rini Dwi Puspitasari
Farmasi (2019)
Corona
virus atau Covid 19 terus menjadi perbincangan hangat dunia, malah belakangan
ini informasi tentang wabah pendemi itu menjadi perhatian utama bagi masyarakat
dan persentase positif COVID-19 tiap harinya semakin meningkat. Apalagi paska
World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia
merekomendasikan penyebaran virus tersebut masuk dalam kategori darurat
nasional.Bukan tanpa sebab, korban yang terinfeksi semakin bertambah,
pemerintah juga terus menanggulangi dengan menaruh perhatian khusus terhadap
wabah itu. Sebab dampak dari adanyan virus tersebut bukan hanya pada
perekoniman seperti harga terhadap kebutuhan dasar medis seperti antiseptic dan
masker mengalami kenaikan harga yang seginifikan, bahkan dari segi Pendidikan
terpaksa dikorbankan.
Melihat hal tersebut, Pemerintah membuat keputusan untuk meliburkan seluruh
aktivitas sekolah mulai dari jenjang Pendidikan Taman Kanak-kanak hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dan bahkan seluruh pergururan tinggi baik
negeri maupun swasta. Dan juga dengan surat edaran pemberhentian sementara
aktivitas kerja, berkumpul, dan menghindari kerumunan menjadi salah satu
langkah yang baik untuk pencegahan Corona.
Siap tidak siap, menerapkan upaya pembatasan social harus kita laksankan, walaupun semua mesti "dirumahkan". Nah, disini saya sebagai mahasiswa yang merasakan langsung bagaimana harus beradaptasi dengan menjalankan kehidupan selama pandemic virus corona ini. Seperti terpaksa belajar atau kuliah di rumah masing-masing dengan system daring atau online.
Proses pembelajaran jarak jauh/kuliah online kini sudah berlangsung kurang lebih 3 bulan, menurut saya kuliah online ini banyak sekali kekurangannya dan bagaimanapun kuliah tatap muka tidak akan tergantikan karena kita langsung mendapatkan stimulus dari dosen dan lebih paham saat dijelaskan.
Mungkin, bagi sebagaian orang, system belajar jarak jauh ini tentu tidak menjadi kendala karena tersedianya fasilitas, seperti memiliki jaringan Wifi dirumah dan akses internet yang bagus. Namun bagi mereka yang dirumahnya susah untuk mendapatkan akses internet rela tetap di kost atau bahkan mencari tempat yang terjangkau akses internet untuk mengetahui tugas-tugas apa yang diberikan oleh dosen karena aksesibilitas yang kurang memadai dan juga dari segi pulsa internet yang membengkak.
Contohnya saja dosen memberikan tugas melalui fasilitas grup whatsapp, atau E learning, dosen langsung memberikan tugas praktek yang harus dikirim dengan deadline yang ditentukan, sementara tugas praktek yang dimaksud itu belum pernah diajarkan dan dijelaskan, walupun dijelaskan kita hanya disuruh baca jurnal atau PDF, hingga hasilnya tidak maksimal, jadi kita harus rajin-rajin buka Youtobe atau web-web yang lain agar bisa paham. Nah, oke yang ada jaringan wifi dirumah, tidak begitu terkendala tapi kalau yang pake kuota pribadi, belum lagi kalau batrei Hp nya lowbet karena mati lampu,
Terus dukanya lagi, tugasnya numpuk dan jam sitirahat dipake untuk bergadang nyelesaikan semua tugas dan tidak semua dosen aktif dalam kuliah online ini, bahkan ada yang sampai saat ini masih belum tau kejelasan kuliah online nya gimana alias diam-diam aja, jadinya pembelajaran berbasis online tidak berjalan dengan efektif, so sad.
Namun, dibalik ini semua juga ada nilai positifnya yaitu kita belajar bisa lebih santai dan terkadang kita bisa langsung ikutan kelas walaupun baru bangun tidur , sangat santaii bukan? Dan kita dapat juga mengakses pembelajaran kapan pun dan dimanapun selagi fasilitas dan aksesbilitas lengkap, disamping itu waktu berkumpul dengan keluarga jadi lebih banyak,waktu untuk merawat diri juga lebih banyak dan yang paling penting adalah kita bisa lebih terlindungi dari paparan virus corona, dan semoga musibah ini segera berakhir jangan lupa tetap dirumah aja.
Komentar
Posting Komentar