[KAJIAN UKMPR]: Antiglaukoma: Kajian Cairan Tetes Mata Alami Dari Air Batang Pohon Kelor Sebagai Pencegahan Glaukoma

 

[KAJIAN UKMPR]

Salam Riset!!! Sukses!!!

Hallo guys, kali ini kajian UKMPR kembali hadir nih. Nah buat hari ini ada kajian menarik dari sahabat kita yang berjudul:

 

Antiglaukoma: Kajian Cairan Tetes Mata Alami Dari Air Batang Pohon Kelor Sebagai Pencegahan Glaukoma

 

Karya : Serli Yulianto

Prodi   : Agroteknologi 2023

Tema   : Kesehatan

 

Yuk disimak!

Semoga bermanfaat..

 

Tahukah kalian penyakit Glaukoma?

    Glaukoma merupakan sebuah penyakit pada mata yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf optik. Penyakit ini secara khas menyebabkan gangguan pada lapang pandang seseorang. Kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen pada penderita dan merupakan penyakit mata terbesar kedua setelah katarak yang dapat menyebabkan hilangnya kemampuan penglihatan mata. Penderita glaukoma akan memiliki pupil mata berwarna hijau kebiruan (Tobias., & Widiarti, 2016). Para penderita seringkali tidak menyadari gejala kemunculan penyakit ini. Berdasarkan data yang dikutip dari artikel JEC “Eye Hospitals and Clinic” menyebutkan bahwa lebih dari 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala, sehingga glaukoma seringkali disebut sebagai “Si pencuri penglihatan”.

Ada berapa penderita Glaukoma di Indonesia dan dunia?

    Berdasarkan data terakhir yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan dalam laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia”, menyatakan bahwa jumlah penderita glaukoma di dunia meningkat dari tahun 2010 sebanyak 60,5 juta menjadi 70,6 juta pada tahun 2020. Di Indonesia sendiri, terdapat data yang sempat dirilis mengenai penderita glaukoma yang masih dalam data prevalensi sebesar 0,46% (4 sampai 5 per 1000 penduduk). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), glaukoma menyebabkan kebutaan pada sekitar 6,5 juta orang di seluruh dunia dan ada sekitar lebih dari 1,5 juta orang di Indonesia yang terkena glaukoma.

 Seperti apa ciri-ciri penderita Glaukoma?

       Glaukoma merupakan kerusakan saraf pada sistem saraf optik akibat dari tekanan yang berlebih pada bola mata (aqueous humor). Kerusakan pada sistem saraf optik tersebut terjadi akibat dari beberapa faktor, seperti keturunan, kelainan pada mata berupa rabun dekat, rabun jauh, usia, penyakit jantung, dan diabetes melitus (kencing manis). dari beberapa faktor penyebab glaukoma di atas yang paling besar menyebabkan glaukoma pada seseorang adalah diabetes melitus, yaitu sebesar 36-40% jika dibandingkan orang yang tidak mengidap diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan kondisi dimana kadar gula darah seseorang sangat tinggi dan telah terjadi resistensi insulin yang berakibat insulin tidak dapat diproduksi dan gula yang ada di dalam sel tidak dapat digunakan sebagai sumber energi dan mengalir bebas dalam darah dan mengganggu metabolisme tubuh. Diabetes melitus menjadi penyebab terbesar glaukoma karena ketika terjadi peningkatan gula darah dalam tubuh, maka akan berdampak pada seluruh bagian tubuh manusia, terutama seperti yang kita kaji sekarang yaitu mata. Glaukoma yang disebabkan oleh diabetes atau kadar gula darah yang tinggi ini disebut sebagai glaukoma neruvaskular.

Bagaimana cara menyembuhkan Glaukoma?

      Sampai saat ini, belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan secara parsial maupun total terkait penanganan penyakit ini. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan obat yang berasal dari alam langsung, seperti dari bagian tumbuhan kelor. Kelor merupakan tanaman dengan sejuta manfaat dan hampir dari seluruh bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Air atau getah yang muncul ketika batang atau dahan kelor dipotong pada pagi hari akan meneteskan cairan yang berguna sebagai obat tetes mata. Kelor memiliki beragam khasiat salah satunya adalah sebagai antidiabetik, baik diabetes melitus 1 dan diabetes melitus 2. Hal tersebut terjadi karena kelor memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, triterpenoid, saponin, dan fenol. Ikalinus et al., (2015) menyatakan bahwa senyawa-senyawa tersebut yang terkandung dalam tanaman kelor mampu dijadikan sebagai obat pencegah maupun obat penyembuhan diabetes.

Apakah tanaman Kelor bisa mengobati Glaukoma?


    Dikutip dari artikel halodoc.com, jika telah terjadi gejala awal glaukoma, maka bisa dilakukan dengan pemberian obat tetes mata agar dapat sedikit mengurangi cairan pada bola mata, sehingga akan terjadi penurunan tekanan di dalamnya.

    Hipotesis penulis menyatakan bahwa berdasarkan data, glaukoma sebesar 40% disebabkan oleh diabetes melitus atau kadar gula darah yang tinggi. Berkaitan dengan kondisi yang terjadi sekarang ini, menurut data yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO), penderita diabetes semakin meningkat dan semakin menyasar orang muda. Hal ini disebabkan makanan yang dikonsumis tinggi gula dan garam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kelor memiliki sifat antidiabetic. Berdasarkan data tersebut, penulis memiliki premis bahwa cairan yang terkandung dalam batang pohon kelor ini dapat mencegah dan meminimalisir gejala yang ditimbulkan oleh glaukoma.

    Bagaimana cara kerja cairan ini dalam mencegah glaukoma? Hipotesis penulis menyatakan bahwa cairan ini bekerja dengan cara melancarkan drainase pada bagian dalam bola mata, sehingga menurunkan tekanan yang terjadi pada bola mata dan memperlancar kembali aktivitas sistem saraf optik. Mekanisme kerja cairan kelor dapat membantu mengurangi tekanan intraokular yang menjadi pemicu glaukoma. Dengan demikian, cairan kelor tidak hanya menjadi solusi inovatif tetapi juga mewakili upaya konkret dalam meminimalisir dampak glaucoma.

    Karya tulis ini masih sebatas kajian berisikan hipotesis dan perlu diuji kebenarannya dengan penelitian lebih lanjut.

 

Referensi:

Halodoc. 2019. Glaukoma Rentan Terjadi pada Pengidap Diabetes, Kenapa? https://www.halodoc.com/artikel/glaukoma-rentan-terjadi-pada-pengidap-diabetes-kenapa. Diakses tanggal 23 November 2023.

Ikalinus, R., Widyastuti, S. K., & Setiasih, N. L. E. 2015. Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit batang kelor (Moringa oleifera). Indonesia Medicus Veterinus. 4(1): 71-79.

Mustofa, A., Ulfa, N. M., & Suryandari, M. 2016. Profil Peresepan Penyakit Mata Glaukoma pada Pasien BPJS Rawat Jalan (Studi dilaksanakan di RS Mata Masyarakat Jawa Timur Periode Januari-Desember 2015). Journal Pharmacy. 1(1): 27-33.

Prasada, A. 2021. Bagaimana Diabetes Meningkatkan Risiko Glaukoma? https://www.klikdokter.com/info-sehat/diabetes/bagaimana-diabetes-meningkatkan-risiko-glaukoma. Diakses tanggal 23 November 2023.

Tobias, D. S., & Widiarti, A. R. (2016). Deteksi Glaukoma pada Citra Fundus Retina dengan Metode K-Nearest Neighbor. In Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) (92-99).

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAJIAN UKMPR: Aroma Petrichor yang Menenangkan

“Trik Lolos Karya Tulis, PMW dan PKM”

KAJIAN UKMPR: Contract Farming: Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Krisis Pangan dan Stabilitas Ekonomi Harga Pasar untuk Mewujudkan Good Governance