KAJIAN UKMPR: Mekanisme Fisiologis Dibalik Persepsi Rasa Pahit Terhadap Obat: Mengapa Rasa Obat Umumnya Pahit?

[KAJIAN UKMPR]

 

Salam Riset!!! Sukses!!!

Hello guys, kali ini kajian UKMPR kembali hadir nih. Nah buat hari ini ada kajian menarik dari sahabat kita yang berjudul:

 

Mekanisme Fisiologis Dibalik Persepsi Rasa Pahit Terhadap Obat: Mengapa Rasa Obat Umumnya Pahit?

Karya : Devi Mei Ningrum

Prodi   : Kimia 2023

Tema   : Kesehatan

Editor  : Muflikhatun

 

Mengapa kesehatan dianggap sebagai faktor penting dalam kehidupan?

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan indeks pengembangan sumber daya manusia. Kesehatan perlu dijaga, dilindungi dan ditingkatkan kualitasnya baik di negara berkembang maupun negara maju. Setiap orang memiliki tingkat ketahanan daya tubuh yang berbeda. Seseorang dengan tingkat daya tahan tubuh yang rendah akan mudah terkena penyakit. Tindakan pertama yang dilakukan untuk apabila kesehatan kita kurang baik ialah dengan berobat. Pengobatan dilakukan untuk meningkatkan kesehatan atau mencegah sakit, mengatasi keluhan yang sifatnya ringan dan dapat dikenal sendiri. Contohnya yaitu sakit kepala, demam, batuk, diare dan keluhan-keluhan lain yang sifatnya ringan. Pengobatan dapat dilakukan dengan pergi ke dokter atau mengkonsumsi obat-obatan.


Gambar 1. Orang sedang sakit

Apa penyebab utama rasa pahit pada obat dan darimana asalnya?

Rasa adalah salah satu indra yang digunakan manusia dalam memandang lingkungannya. Salah satu kualitas rasa utama adalah pahit, sensasi yang muncul ketika bahan kimia tertentu terdeteksi oleh reseptor khusus di lidah, serta bagian lain rongga mulut (misalnya tenggorokan). Obat, sang penyelamat di kala tubuh tak bersahabat. Namun, rasa pahitnya seringkali menjadi momok terutama bagi anak-anak. Rasa pahit ini tidak hanya tidak sedap di lidah, tetapi juga bisa memicu refleks muntah. Rasa pahit pada obat merupakan berkah tersembunyi. Pahit menandakan adanya zat aktif yang berkhasiat untuk melawan penyakit. Tahukah kalian, terdapat kandungan zat yang menciptakan rasa pahit tersebut. Ternyata hal ini dikarenakan di dalam obat mengandung zat alkaloid yang berasal dari tumbuhan. Alkaloid adalah senyawa organik yang terbentuk dari atom nitrogen. Senyawa alkaloid bersifat basa dan biasanya memiliki rasa yang pahit. Secara farmakologi alkaloid dapat mengobati antimikroba, malaria, diare dan diabetes. Zat alkaloid berfungsi untuk membunuh kuman dan bakteri yang ada di sel manusia dan juga sel tumbuhan.

 

Mengapa obat rasanya pahit?

Susunan zat molekul alkaloid menyebabkan senyawa ini dan turunannya bersifat basa sehingga rasanya pahit. Senyawa alkaloid berperan sebagai penangkal efek radikal bebas dengan mencegah reaksi peroksidasi lipid dan memutus rantai radikal bebas. Senyawa alkaloid mampu menangkap radikal bebas dan dapat menghambat terjadinya peroksidasi lipid pada hepatik microsomal. Semakin banyak zat alkaloid yang digunakan, semakin pahit juga rasa obatnya. Obat juga dibuat dengan rasa pahit untuk mencegah ketergantungan atau kelebihan dosis. Biasanya dokter meracik obat sesuai dengan kegunaannya. Saat dosis obat kecil, efek samping yang dirasakan ringan. Tetapi saat dosisnya tinggi bisa berbahaya buat tubuh. Banyak anak yang lebih sensitif terhadap rasa pahit dibandingkan orang dewasa sehingga terdapat pengecualian obat untuk anak-anak yang berupa sirup sering diberi perasa agar tidak terlalu pahit dan anak-anak jadi mau minum obat, seperti rasa stroberi atau jeruk.



Gambar 2. Molekul alkaloid

Apa tantangan utama dalam memberikan obat kepada anak-anak?

Obat yang rasanya lebih enak dapat meningkatkan kepatuhan anak terhadap terapi obat. Gula, asam, garam, dan zat perasa lainnya dapat mengurangi rasa pahit yang dirasakan pada beberapa obat. Meskipun perasa yang menyenangkan dapat membantu anak-anak mengonsumsi beberapa obat, tetapi seringkali tidak efektif   dalam menekan rasa pahit. Tantangan utama dalam memberikan obat kepada anak-anak adalah “masalah selera” obat. Sering kali terasa tidak enak dengan rasa pahit sebagai penyebab utamanya. Lebih dari 90% dokter anak melaporkan bahwa rasa dan palatabilitas suatu obat merupakan hambatan terbesar dalam menyelesaikan pengobatan.

 

Bagaimana rasa pahit obat membantu mencegah keracunan?

Kebanyakan obat bekerja dengan cara mengganggu proses fisiologis di dalam sel, sehingga obat berpotensi menjadi racun bila tertelan dalam jumlah yang cukup. Rasa pahit diperkirakan telah berevolusi sebagai pencegah konsumsi zat beracun, yang mungkin menjelaskan mengapa banyak obat terasa pahit. Faktanya, senyawa pahit merupakan bahan yang efektif dalam mencegah keracunan pada anak bila digunakan bersamaan dengan tindakan pencegahan lainnya, seperti penutupan yang tahan terhadap anak. Coba teman-teman bayangkan jika sianida terasa manis, lidah akan membutuhkan konsentrasi sianida dalam jumlah banyak untuk mengidentifikasi bahwa ada suatu senyawa berbahaya yang sedang masuk dalam tubuh. Nah, untuk sedikit eksperimen cobalah berkumur-kumur dengan jus pare dan air gula. Kira-kira mana dari kedua rasa tersebut yang akan hilah terlebih dahulu.

Wah ternyata kajian ilmiah kali ini udah lumayan panjang ya. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk semua pembaca setia kajian ilmiah UKMPR. Semangat menjalani hari- hari dengan dengan semangat positif and have a nice day. Always diingat ya teman-teman kalo everything needs a process.

 

Daftar Pustaka :

Fatmawati, S., Fajarini, H., & Balfas, R. F. 2024. Persepsi masyarakat Desa Parereja tentang pembelian obat di apotek. ESTUDIAR: Jurnal Penelitian Multidisiplin Mahasiswa, 1(1):170-185.

Noviyanto, F., Alfiyah, S., & Kholifah, E. 2024. Penetapan kadar total flavonoid dan alkaloid ekstrak etanol herba jotang (Acmella uliginosa (Sw.) Cass). Jurnal Pharmascience. 11(1):144-153.

Kaho, A. T. P., Dillak, S. Y., & Sinlae, M. 2024. Pengaruh pemberian larutan kulit kayu faloak (Sterculiaquadrifida) dalam air minum terhadap performa   ayam broiler. Animal Agricultura. 1(3):125-132.

Rudia, F., Viena, V., & Sartika, Z. 2024. Uji karakteristik dan potensi ekstrak bunga telang (Clitoria Ternatea L.) di Banda Aceh menggunakan FTIR sebagai zat aditif antioksidan. Journal Serambi Engineering. 9(1):8050-8054.

Mennella, J. A., Spector, A. C., Reed, D. R., & Coldwell, S. E. 2013. The bad taste of medicines: overview of basic research on bitter taste. Clinical Therapeutics. 35(8):1225-1246.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAJIAN UKMPR: Aroma Petrichor yang Menenangkan

“Trik Lolos Karya Tulis, PMW dan PKM”

KAJIAN UKMPR: Contract Farming: Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Krisis Pangan dan Stabilitas Ekonomi Harga Pasar untuk Mewujudkan Good Governance