Kajian UKMPR : Mengapa Manusia Cenderung Rasis?


 [KAJIAN UKMPR]

Salam Riset!!! Sukses!!!

Hello guys, kali ini kajian UKMPR kembali hadir nih. Nah ini ada kajian menarik dari sahabat kita yang berjudul :

"Mengapa Manusia Cenderung Rasis?"


Uut Ela Triana

Teknologi Pangan, 2020


Yuk disimak!

Semoga bermanfaat


Apa kabar teman-teman semua? Kajian rutin UKMPR hadir lagi nih untuk menambah pengetahuan kita semua tentang berbagai hal menarik yang ada di dunia ini.


So, what theme that we will discuss today?


Apa itu Rasis?


Rasisme adalah perbedaan perilaku dan ketidaksetaraan berdasarkan warna kulit, ras, suku, dan asal-usul seseorang yang membatasi atau melanggar hak dan kebebasan seseorang. Rasisme juga sering diartikan sebagai keyakinan bahwa manusia dapat dibagi menjadi kelompok terpisah berdasarkan ciri biologis yang disebut “ras”. Gagasan ini meyakini adanya keterkaitan antara ciri fisik suatu ras dengan kepribadian, kecerdasan, moralitas, budaya dan perilaku yang membuat beberapa ras secara ‘bawaan’ lebih unggul dari yang lain. 


Kok bisa ya orang itu rasis dan diskriminasi sama orang lain?


Well, fenomena ini bisa dikatakan “xenophobia” artinya, rasa takut atau kebencian sama orang asing, terutama orang yang berbeda golongan dengan kita. Perilaku xenophobia ini biasanya disebabkan karena prasangka rasis, etnis, agama, budaya, atau kebangsaan. Orang yang mengekspresikan xenophobia akan menganggap dirinya lebih superior daripada yang lain. Beberapa dampak dari xenophobia yang timbul, seperti diskriminasi, kebencian, bahkan bisa sampai terjadi  perang. 


Kenapa kita nggak bisa hidup berdampingan dengan damai, tentram tanpa mempedulikan perbedaan?


Jawabnya, karena manusia punya kecenderungan untuk rasis dan bertindak deskriminatif. Sebagai manusia, kita terbentuk dengan kondisi pikiran “kita” versus “mereka”. “Kita”  adalah golongan kita atau in group, sedangkan “mereka” adalah sekelompok manusia di luar golongan kita. Nggak bisa dipungkiri, bahwa masih banyak diskrimiasi dan rasisme yang terjadi di sekitar kita. Ketika kita memandang seseorang yang memiliki perbedaan, terutama pada fisik, kita sebagai manusia mempunyai kecenderungan untuk memberi label negatif yang berujung pada bodyshaming. 


Apa hal yang bisa kita lakuin supaya nggak rasis dan diskriminatif?


1. Bertindak secara obyektif.  Salah satu bertindak secara obyektif adalah mengedukasi diri tentang rasisme dan diskriminatif untuk mencegah terjadinya lingkaran setan rasisme dan diskriminasi. Proses edukasi ini seperti metafora, bagaikan air di mana ikan berkembang. Jadi, bukan ikannya yang diubah untuk bisa bertahan hidup, tetapi airnya yang seharusnya diubah supaya ikan tetap hidup. Anggap saja diri kita sebagai ikan dan air adalah sesuatu yang kita fikirkan. Coba kita mulai pertimbangkan hal-hal yang kita masukkan  ke air tersebut. Ibaratnya, insang kita akan mendeteksi apakah air yang kita masukkan itu beracun atau tidak. Coba sesekali kita kritik pemikiran kita dan coba sadari bahwa pemikiran kita nggak selalu benar.


2. Menyadari bahwa rivalitas dan perbedaan pendapat akan selalu ada yang dapat diselesaikan tanpa bertindak rasis. Rasisme harus kita hentikan karena hanya akan menambah masalah-masalah yang tak berujung. Rasisme menciptakan kondisi ketidakadilan, sedangkan ketidakadilan akan menciptakan pembalasan dengan ketidakadilan baru.


Ada nggak sih aturan yang melindungi kita dari rasisme?


1. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM)

Pasal 2 DUHAM menegaskan bahwa setiap orang berhak atas hak-hak ini “tanpa perbedaan dalam bentuk apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau lainnya, asal-usul kebangsaan atau sosial, properti, kelahiran, atau status lainnya”


2. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial. Konvensi ini adalah salah satu perjanjian HAM pertama yang diadopsi PBB. Lebih dari 150 negara telah meratifikasinya, termasuk Indonesia pada tanggal 25 Mei 1999.


3. Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis


Pada dasarnya, manusia nggak punya kuasa untuk meminta dilahirkan dengan warna kulit seperti apa, orang tua yang bagaimana, dan dalam kondisi seperti apa. Jangan ada lagi ketidakadilan yang dipertontonkan, apalagi karena alasan ras. Karena andai rasnya sama pun bukan berarti sifat, sikap, dan kepribadiannya sama. Mari menilai seseorang dari sifat, sikap, dan kepribadiannya. Dan, say no to racism!

Daftar pustaka:

Armiwulan, H. (2015). Diskriminasi rasial dan etnis sebagai persoalan hukum dan hak asasi manusia. Masalah-Masalah Hukum, 44(4), 493-502.


Irab, Y. (2007). Rasisme. Jurnal Jaffray, 5(1), 50-58.

MIR’ATUL, N. M. (2019). Penghapusan terhadap Diskriminasi Ras dan Etnis Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 (Doctoral dissertation, Universitas Bojonegoro).



==================

Kabinet KOLABORASI

==================


Jangan lupa pantengin terus medsos Ukmpr ya!

  Fanspage Fb : Ukmpr Unsoed

  Instagram : @ukmpr.unsoed

  Line@ : @pvg0902f

  Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id

  Telegram channel : @UKMPR_UNSOED

  Telegram bot : @UKMPRUNSOED_bot

Komentar