KAJIAN UKMPR: Faktor Risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) terhadap Tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesi
[KAJIAN UKMPR]
Salam Riset!!!
Sukses!!!
Halo guys, kajian UKMPR kembali hadir menyapa kalian.
Kali ini ada kajian
menarik dengan judul :
Faktor Risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) terhadap Tingginya
Angka Kematian Ibu di Indonesia
Zanna
Rahma Fatika
Kesehatan Masyarakat (2023)
Yuk disimak!
Semoga bermanfaat
Tahukah Anda Bahwa Ibu Hamil di Indonesia yang mengalami
KEK terus bertambah setiap tahunnya?
Saat ini, Kekurangan Energi Kronis (KEK)
merupakan salah satu penyebab
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Angka kematian ibu dapat
dijadikan sebagai parameter untuk menentukan indeks kualitas hidup dan mengami tingkat
kesehatan perempuan. Oleh sebab itu, angka kematian
ibu yang makin tinggi
menunjukkan bahwa kualitas hidup dan tingkat
kesehatan perempuan makin
rendah.
Gambar 1. Data Angka Kematian Ibu Akibat KEK di setiap Provinsi.
Berdasarkan data dari Kemenkes RI Tahun
2021, salah satu penyebab kematian pada ibu adalah terjadinya pendarahan yang
dapat disebabkan karena Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.
Indonesia berada di urutan keempat dengan prevalensi KEK tertinggi pada ibu
hamil, yaitu sebesar 35,6%. Salah satu tujuan
dari Suistainable Development Goals (SDGs) adalah
menurunkan prevalensi KEK pada ibu hamil hingga 5% dari tahun 2015-2030.
Apa sih yang dimaksud dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) itu
sendiri?
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah suatu
keadaan ketika seseorang menderita kekurangan zat gizi makronutrien dan mikronutrien dalam jangka waktu yang lama. KEK dapat disebabkan karena
beberapa faktor, seperti
pola makan yang tidak tepat, kemiskinan, rendahnya
tingkat pendidikan, usia, dan budaya dalam masyarakat yang tabu pada makanan
tertentu. Risiko yang ditimbulkan dari ibu hamil yang terkena KEK adalah dapat
menyebabkan komplikasi pada ibu hamil, seperti
anemia dan pendarahan, serta dapat berdampak pada bayi yang lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Yuk kita ketahui cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui risiko KEK
pada wanita subur!
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui risiko KEK
pada wanita usia subur yaitu dengan
melakukan pengukuran lingkar
lengan atas (LiLA). Pengukuran LiLA tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk mengawasi perubahan status gizi dalam
jangka pendek. Pengukuran LiLA digunakan karena pengukuran ini dapat dilakukan
oleh siapa saja dan caranya sangat mudah. Tujuan dari pengukuran LiLA adalah mencakup
masalah Wanita Usia Subur (WUS)
baik pada ibu hamil, calon ibu,
masyarakat umum serta peran petugas lintas sektoral.
Gambar 2. Pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA)
Batas LiLA dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. Ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi
BBLR. Bayi yang lahir dengan risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan memiliki
risiko kekurangan gizi, gangguan
pertumbuhan, dan gangguan
perkembangan anak. Untuk mencegah
risiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan, wanita usia subur sudah harus
memiliki tingkat gizi yang baik,
misalnya dengan LiLA tidak kurang
dari 23,5 cm.
Bagaimana sih pengaruh KEK bagi prevalensi remaja putri di Indonesia?
Berdasarkan
data Riskesdas 2018,
prevalensi remaja putri
di Indonesia yang mengalami KEK adalah 33,5%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa masih banyak
remaja putri di Indonesia yang mengalami kekurangan energi kronis. KEK pada
remaja putri dapat disebabkan karena pola makan yang tidak seimbang sehingga
lebih mudah terkena penyakit infeksi
yang mengakibatkan nafsu makan berkurang dan kekurangan zat gizi.
Remaja putri yang mengalami KEK akan berisiko
mengalami KEK pada masa kehamilan. KEK tersebut berpotensi mengakibatkan pendarahan sehingga
dapat menjadi penyebab kematian ibu. Oleh karena itu, perlu adanya intervensi
kesehatan bagi remaja putri tersebut agar status KEK mereka tidak berlanjut
hingga hamil dan melahirkan.
Upaya apa sih yang
bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada
wanita usia subur (WUS)?
Ada berbagai upaya
yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada wanita usia subur (WUS). Pencegahan tersebut antara lain adalah
pelaksanaan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemantauan dan pengaturan
konsumsi makanan dan minuman, dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,
Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat mengedukasi ibu hamil dan remaja putri
dengan mengadakan sosialisasi terkait pentingnya makanan bergizi dan seimbang,
terutama konsumsi protein dan kalori sehingga pengetahuan mereka tentang gizi
makanan dapat meningkat dan tercipta derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi teman-teman yang sudah berkenan membaca. Jangan lupa untuk
selalu mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang agar tidak terkena KEK, ya!
Have a nice day!
DAFTAR PUSTAKA :
Fakhriyah,
F., Isnaini, I., Noor, M.S., Putri, A.O., Fitriani, L., Abdurrahman, M.H.,
& Qadrinnisa, R. 2021. Edukasi remaja sadar gizi untuk pencegahan Kekurangan
Energi Kronik (KEK) dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di wilayah lahan
basah. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 5(1) :
499-503.
Heryunanto,
D., Putri, S., Izzah, R., Ariyani, Y., & Herbawani, C.K. 2022. Gambaran
kondisi kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Indonesia, faktor
penyebabnya, serta dampaknya. PREPOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat,
6(2) : 1792-1805.
Wulandari,
R.F., Sulistyaningtyas, L., & Jaya, S.T. 2021. Pendidikan kesehatan untuk
meningkatkan gizi ibu hamil. Journal of Community Engagement in Health,
4(1) : 155-161.
Komentar
Posting Komentar