KAJIAN UKMPR: Gula: Momok Mengerikan di Kalangan Pemuda

[KAJIAN UKMPR]

Salam Riset!!! Sukses!!!

Hello guys, kali ini kajian UKMPR kembali hadir nih. Kali ini, kita punya kajian menarik dari sahabat kita dengan judul:

Gula: Momok Mengerikan di Kalangan Pemuda

Nama : Riyan Bintang Syahputra

Jurusan : Biologi

Angkatan : 2022


Yuk disimak!

Semoga bermanfaat

Gula merupakan sesuatu yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Gula identik dengan rasanya yang manis sehingga menggugah selera pada lidah. Gula memiliki fungsi sebagai komponen utama tubuh dalam memberikan energi untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Gula dapat didapatkan dari makanan maupun minuman. Jika dilihat dari segi molekuler, gula terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen serta memiliki beberapa jenis seperti monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), disakarida (maltosa, laktosa, dan sukrosa), dan polisakarida (karbohidrat, gula alkohol, dan gula aren). Batas konsumsi gula dari Kementerian Kesehatan menyarankan bahwa batas konsumsi gula adalah empat sendok makan atau 50 gram. 

Di era modern seperti sekarang, gula mulai banyak jenisnya dan berbeda jauh pada zaman dahulu. Pada zaman sebelum sekarang gula didapatkan dari kebutuhan pokok sehari-hari, seperti nasi, roti, buah, dan jajanan pasar yang menggunakan gula jawa. Gula di zaman sekarang banyak ditemui pada makanan dan minuman, terutama pada produk kemasan. Namun, pada praktiknya makanan dan minuman kemasan sering ditemukan tidak sesuai dengan komposisi sehingga membuat kualitas produk menjadi turun. Kasus yang sering muncul adalah kandungan gula yang berlebihan. 

Kasus ini sebenarnya muncul tanpa kita sadari. Jika hal itu tidak disadari secara dini, maka akan menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti:

  1. Peningkatan berat badan yang signifikan

Hal ini terjadi ketika tubuh mengalami peningkatan berat badan yang ditandai dengan kegemukan. Kegemukan terjadi ketika tubuh terlalu banyak menyimpan cadangan makanan, terutama dalam bentuk lemak. 

  1. Pola konsumsi yang tidak teratur

Idealnya, seseorang mengonsumsi makanan adalah tiga kali sehari dan minuman 8 gelas per hari. Meskipun hal ini dilakukan secara normal tetapi dengan komposisi makan dan minum yang kurang bermutu, maka pola konsumsi tersebut masih tidak teratur.

  1. Munculnya Masalah-Masalah Kesehatan

Konsumsi gula yang berlebihan tentu menimbulkan seseorang menderita penyakit, seperti Diabetes Melitus, Penyakit Jantung, dan Gagal Ginjal. 

Poin nomor 3 merupakan salah satu dampak paling nyata di era sekarang. Yang paling mengagetkan bahwa munculnya masalah kesehatan yang tertera di atas justru diderita di kalangan anak muda. Hal ini tentu menjadi masalah serius dan tidak dapat dianggap remeh. Pasalnya, anak muda selalu dikaitkan dengan semangatnya yang membara dalam menjalani hidup dan memiliki aura positif dalam lingkungan masyarakat dan bangsa namun justru harus terbaring lemas di rumah sakit. 

Dokter Tirta menjadi salah satu Public figure yang kerap membahas masalah kesehatan, terutama tren diabetes dan cuci darah pada anak muda. Dalam suatu podcast, dokter Tirta mengatakan bahwa penyebab utama anak muda mengalami diabetes dan cuci darah adalah minuman manis yang dikemas dalam botol. Beliau juga mengatakan minuman manis dalam botol memiliki kadar gula sekitar 20 gram dan justru menyalahkan nasi sebagai biang penyakit diabetes dan gagal ginjal. Padahal secara gizi, nasi memiliki gizi yang baik, terutama kandungan karbohidratnya sehingga menjadi sumber energi utama tubuh. 

Tren diabetes dan cuci darah di usia muda merupakan tren yang harus perlu kita hindari. Pepatah mengatakan bahwa mencegah lebih utama daripada mengobati. Ada beberapa cara untuk mencegah dan menghindari tren diabetes dan cuci darah di usia muda, yaitu menerapkan gaya hidup sehat, seperti:




  1. Perbanyak minum air putih

Air putih mengandung mineral tinggi dan menyehatkan ginjal. Minum air putih sehari sebanyak 8 gelas. Air putih dapat menghilangkan dehidrasi dan mencegah penuaan dini, terutama penuaan dini pada sel.

  1. Hindari makanan yang mengandung gula tinggi

Mengonsumsi makanan dan minuman yang memiliki gula tinggi sebenarnya boleh dilakukan dan biasanya dalam kondisi terdesak, misalnya menu pengganti sarapan dan tidak sempat untuk makan siang, dan lain sebagainya. Namun, jika dikonsumsi di luar kondisi tersebut tentu akan memberikan dampak yang berbeda.

  1. Tidur yang cukup

Tidur yang cukup dapat mendukung tubuh dalam kondisi prima dan dapat menghindari resiko obesitas. Tidur yang baik pada usia 12-18 tahun berkisar 8-9 jam setiap hari, sedangkan pada usia 18-40 tahun atau dewasa berkisar 7-8 jam setiap hari. 

  1. Biasakan tubuh untuk bergerak dan berolahraga

Di era generasi Z sekarang, malas gerak atau mager menjadi ciri utama dari gen-Z yang artinya generasi tersebut lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan dan tubuh kurang dibiasakan untuk bergerak. Jika hal ini dibiarkan akan menimbulkan keterbelakangan fisik yang nyata. 



Referensi

Pramadhani, W., Murniasih, E., Purnamasari, I., Azzahara, C.P., Hermalina, J., Nursyiam, M.A., Putri, S.A. and Panova, T., 2025. Edukasi Memilih Makanan Sehat Dan Jajanan Cerdas Kunci Cegah Diabetes Sejak Dini Di Sekolah Dasar Kota Batam. Jurnal Pengabdian Masyarakat Wadah Publikasi Cendekia, 2(1), pp.153-158.

Ulya, N., Sibuea, A.Z.E., Purba, S.S., Maharani, A.I. and Herbawani, C.K., 2023. Analisis faktor risiko diabetes pada remaja di indonesia. Jurnal kesehatan tambusai, 4(3), pp.2332-2341.


Atur gulamu, maka kau akan mengatur hidupmu”



KABINET AMARACITA!

SINERGI TANPA HENTI!


Jangan lupa staytune terus medsos UKMPR yaa✨🤗

📱Fanspage fb : Ukmpr Unsoed

📱Instagram : @ukmpr.unsoed

📱Line : @pvg0902f

📱Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id

📱Youtube : UKMPR UNSOED

📱Tik Tok: unsoed.ukmpr

📱Telechanel: @ukmpr.unsoed

📱Telebot: @ukmprunsoed_bot


Salam Riset!!! Sukses!!!

#UKMPR #kabinetamaracita #unsoed #purwokerto


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Trik Lolos Karya Tulis, PMW dan PKM”

[PRESS RELEASE UKMPR PEDULI]

KAJIAN UKMPR: Wave Energy Converters (WECs): Teknologi Konversi Energi Gelombang Laut (Ocean Wave) dalam Integrasi Transisi Energi Terbarukan untuk Mencapai Nett Zero Emission