KAJIAN UKMPR: Sindrom Cushing Akibat Penggunaan Obat Kortikosteroid

IMG_256
[ KAJIAN UKMPR ]
Salam Riset!!! Sukses!!!
Halo guys, kajian UKMPR kembali hadir menyapa kalian. Kali ini ada kajian menarik dengan judul:

Sindrom Cushing Akibat Penggunaan Obat Kortikosteroid

Kholiana Faoziah
Biologi Terapan (2024)

Yuk disimak!
Semoga bermanfaat
Kortikosteroid merupakan salah satu contoh golongan obat yang sering digunakan oleh masyarakat luas. Obat golongan tersebut cukup populer karena memiliki efek menghambat gejala dari suatu penyakit, sehingga seringkali disebut sebagai obat dewa. Biasanya obat golongan kortikosteroid juga sering diresepkan oleh dokter di rumah sakit sebagai terapi beberapa jenis penyakit. Namun, jika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dosis yang tidak tepat akan menyebabkan terjadinya sekumpulan manifestasi klinis yang disebut sindroma Cushing.Dalam tubuh manusia terdapat organ yang dikenal sebagai kelenjar adrenal. Terdapat dua kelenjar adrenal yang masing – masing berada di atas dari organ ginjal. Setiap kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian yaitu korteks yang merupakan lapisan luar dari kelenjar adrenal dengan fungsi mensekresikan beragam hormon steroid. Golongan hormon steroid erat hubungannya dengan keadaan Cushing’s Syndrome jika dalam keadaan berlebih (Kurniawan & Yunafri, 2023).
Terdapat kasus anak perempuan berusia 16 tahun dikonsulkan oleh departemen ilmu kesehatan anak ke departemen dermatologi dan venereologi RSUD dr. Saiful Anwar Malang dengan keluhan pada kulit yang meregang tampak melepuh seperti terisi cairan sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat penyakit sebelumnya, pasien telah didiagnosis SLE oleh dokter spesialis anak di RSCM Jakarta sejak 4 tahun yang lalu. Riwayat pengobatan SLE pada pasien yakni dengan siklosporin 1 x 100 mg / hari per oral dan metilprednisolon 2 x 32 mg per oral dilanjutkan tappering off sampai dosis terendah 1 mg / hari selama 2 tahun. Kondisi pasien belum menunjukkan adanya perbaikan sehingga pasien mendapatkan terapi metilprednisolon pulse dose 1000 mg iv / hari dalam 3 hari setiap bulan. Perlu pemantauan efek samping pada pasien (Prawitasari & Choiroh, 2023).
Sindroma Cushing merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan akibat peningkatan konsentrasi glukokortikoid (kortisol) di sirkulasi darah. Penyakit Sindroma Cushing ini ditemukan oleh seorang dokter bedah saraf yang bernama Harvey Cushing sekitar kurang lebih 70 tahun yang lalu.Insiden sindroma cushing adalah 0,7–2,4:1.000.000 populasi tiap tahun. Sindroma Cushing dapat diakibatkan oleh penyebab di luar (eksogen) maupun di dalam tubuh (endogen). Sindroma Cushing ditandai dengan adanya penambahan berat badan yang cepat, obesitas sentral, hipertensi, wajah yang memerah, otot melemah di bagian proksimal, terganggunya toleransi glukosa, penurunan libido, depresi, osteoporosis, timbul memar, hiperlipidemia, gangguan haid, muncul striae, jerawat, hingga rambut yang tumbuh berlebih.Penggunaan kortikosteroid merupakan penyebab tersering terjadinya sindroma Cushing. Sindroma cushing eksogen bergantung pada dosis dan potensi steroid yang digunakan dan lama durasi penggunaan steroid. Secara anatomis kelenjar adrenal terdapat pada bagian atas ginjal tersusun atas korteks dan medula. Korteks kelenjar adrenal memiliki tiga lapisan berturut-turut dari luar ke dalam yaitu zona glomerulosa, zona fasikulata dan zona retikularis. Ketiga lapisan ini mengsekresi hormon steroid yaitu mineralokortikoid yang dihasilkan oleh zona glomerulosa, serta glukokortikoid dan androgen yang disekresi oleh zona fasikulata dan zona retikularis. Kortisol merupakan produk utama dari glukokortikoid, berperan dalam mengatur metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Glukokotikoid telah digunakan untuk pengobatan antiinflamasi, autoimun dan neoplastik. Glukokortikoid yang digunakan untuk pengobatan dalam jangka waktu yang lama dapat bermanifestasi menjadi Sindroma Cushing. Pemberhentian penggunaan kortikosteroid secara mendadak (withdrawal) tanpa tapering off, dapat menyababkan gejala withdrawal berupa insufisiensi adrenal sekunder akibat supresi dari aksis hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) (Marpaung, 2021). 
Solusi untuk pasien pengonsumsi obat kortikosteroid adalah dengan pemantauan efek samping secara rutin seperti pemeriksaan berat badan, tekanan darah, pemeriksaan darah rutin, dan kadar kolesterol. Selain itu, pasien dan kita sebagai orang awam juga dapat mengurangi kekambuhan dengan melindungi kulit dari paparan sinar mataharidengan tabir surya, payung, atau topi, pengaturan diet rendah kalori, menghindari konsumsi alkohol, kopi, atau rokok, serta memperbanyak olahraga dan aktivitas fisik.

"Ayo, gunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan dan jaga kesehatan dengan pola hidup sehat untuk tubuh yang lebih kuat dan bebas dari risiko!"

Daftar Pustaka:
Kurniawan, M. R. & Yunafri, A. (2023). Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Ketepatan Penggunaan Kortikosteroid terhadap Probabilitas Terjadinya Cushing’s Syndrome pada Pasien Poliklinik Rumah Sakit Malahayati. Jurnal Implementa Husada, 4(2), 161-169.
Marpaung, F. R. (2021). Exogenous Cushing’s Syndrome dengan Subsequent Secondary Adrenal Insufficiency pada Pengguna Steroid Jangka Panjang. [online] Diakses dari https://unair.ac.id/exogenous-cushings-syndrome-dengan-subsequent-secondary-adrenal-insufficiency-pada-pengguna-steroid-jangka-panjang/. Diakses pada 10 April 2025.
Prawitasari, S. & Choiroh, W. U. (2023). Bullos Striae Distense pada Pasien Cushing Syndrome. Journal of Dermatology, Venereology, and Aesthetic, 1-10. 

======================= 
KABINET AMARACITA!
SINERGI TANPA HENTI!

Jangan lupa staytune terus medsos UKMPR yaa✨🤗
📱Fanpage fb : Ukmpr Unsoed
📱Instagram : @ukmpr.unsoed
📱Line : @pvg0902f
📱Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id
📱Youtube : UKMPR UNSOED
📱Tik Tok: unsoed.ukmpr
📱Telechanel: @ukmpr.unsoed
📱Telebot: @ukmprunsoed_bot

Salam Riset!!! Sukses!!!
#UKMPR #kabinetamaracita #unsoed #purwokerto






Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Trik Lolos Karya Tulis, PMW dan PKM”

[PRESS RELEASE UKMPR PEDULI]

KAJIAN UKMPR: Wave Energy Converters (WECs): Teknologi Konversi Energi Gelombang Laut (Ocean Wave) dalam Integrasi Transisi Energi Terbarukan untuk Mencapai Nett Zero Emission