KAJIAN UKMPR 4






πŸ“– [KAJIAN UKMPR] πŸ“–

Halooo guys πŸ˜„πŸ˜„
Masih dalam suasana liburan πŸ˜‹πŸ˜‹ sore ini kita punya kajian UKMPR lagi nih, selamat membaca 😎😎
.
Yuk disimak kajian kali ini. Kamis ini kita ada kajian yang berjudul :

Hydroponic Technology : Alternatif Sistem Budidaya Pendukung Ketahanan Pangan Menghadapi “Purwokerto Tanpa Sawah”

Oleh:
Winduningsih Solihah
Fakultas Pertanian


Kebutuhan pangan bagi manusia seperti sayuran dan buah–buahan semakin meningkat dengan seiring perkembangan jumlah penduduk. Namun hal tersebut tidak dibarengi dengan pertumbuhan lahan pertanian yang justru semakin sempit. Perubahan lahan pertanian ke nonpertanian (konversi lahan) telah terjadi di Purwokerto dengan rata-rata sebesar 17,27 m2/tahun, terhitung selama kurun waktu 11 tahun (1990-2001). Perubahan yang terlihat justru terjadi pada lahan sawah beririgasi teknis dan setengah teknis yang mengalami penyusutan 2,43 % dari areal sawah seluas 12,75 km2 (Esti Sarjanti dan Suwarno 2004 dalam Sarjanti E, 2013). Disamping pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, konversi penggunaan lahan pertanian ke nonpertanian akan semakin bertambah seiring dengan adanya kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang kini membuat Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbang) Kabupaten Banyumas semakin serius untuk mengusulkan wilayah perkotaan Purwokerto bebas areal sawah (Radar Banyumas, Agustus 2017).


Fenomena-fenomena konversi lahan seperti yang terjadi di wilayah Purwokerto kini semakin berkembang pesat, disisi lain kebutuhan manusia akan pangan tetap harus terpenuhi. Budidaya pertanian secara konvensional keadaannya kini semakin terkikis seiring dengan semakin sempitnya lahan pertanian. Oleh karena itu, melalui perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang pertanian, Hydroponic Technology merupakan teknologi yang layak disebarluaskan sebagai solusi untuk mengatasi persoalan bercocok tanam di lahan yang sempit. Teknologi budidaya ini merupakan suatu sistem budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dan fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman. Hal tersebut menjadi faktor yang sangat mendukung dilakukannya budidaya tanaman dimana saja tanpa perlu mencari hamparan media tanah pada lahan yang luas. Selain itu, jika dibandingkan dengan pola cocok tanam biasa yang menggunakan media tanah, kebutuhan air pada pola cocok tanam hidroponik lebih sedikit. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, sehinggga cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

       

Bertanam dengan sistem hidroponik tentu memiliki berbagai kelebihan dibanding bertanam sistem berkebun dengan tanah. Keuntungan bertanam dengan sistem hidroponik yaitu:
Hidroponik memungkinkan bercocok tanam tanpa tanah
Hidroponik membuat air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain
Hidroponik menjadikan barang-barang bekas di rumah jauh lebih bermanfaat
Hidroponik memberikan hasil yang lebih menjanjikan karena hasil yang didapat lebih banyak dan lebih berkualitas
Hidroponik lebih higienis dari cocok tanam biasa
Hidroponik tidak hanya dapat ditanam dengan cara horizontal, tetapi juga cara vertical
Hidroponik melindungi tanaman dari gulma
Hidroponik mempercepat pertumbuhan tanaman
Hidroponik memberikan lebih banyak nutrisi kepada tanaman (Alviani P, 2015)


Semua jenis tanaman bisa ditanam dengan sistem pertanian hidroponik, namun biasanya masyarakat banyak yang menanam tanaman semusim. Golongan tanaman  hortikultura yang biasa ditanam dengan media tersebut, meliputi: tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias, dan tanaman obat–obatan. Sedangkan jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem hydroponic antara lain bung (misal: krisan, gerberra, anggrek, kaktus), sayur – sayuran (missal selada, sawi, tomat, wortel,asparagus, brokoli, cabe, terong),buah – buahan (misal: melon, tomat, mentimun, semangka, strawberi ) dan juga umbi – umbian.


Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang mempunyai lahan terbatas atau pekarangan, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai. “Purwokerto Tanpa Sawah” bisa jadi Hidroponik solusinya.


Pustaka:
Alviani, P. 2015. Bertanam Hidroponik untuk Pemula. Bibit Publisher : Jakarta.
Bay/ttg. Wilayah Perkotaan Purwokerto Akan Bebas Sawah. Radar Banyumas, Agustus 2017. (radarbanyumas.co.id)
Sarjanti, E. 2013. Analisis Tingkat Konversi Laham Pertanian di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Geoedukasi 2(1): 6-12, Maret 2013.

Kabinet INTEGRASI
Never Give Up !

===
Jangan lupa pantengin terus medsos UKMPR ya!
πŸ“±  Fanspage Fb : Ukmpr Unsoed
πŸ“±  Instagram : @ukmpr.unsoed
πŸ“±  Line@ : @pvg0902f
πŸ…±  Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id

Salam Riset!!!
Sukses!!!

#kabinetintegrasi #ukmpr #unsoed #purwokerto
[MEDIA UKMPR 2018]

Komentar