Kajian UKMPR : Perfeksionis Kelebihan atau Kekurangan ?

PERFEKSIONIS: KELEBIHAN ATAU KEKURANGAN?

Zeha Kirana (Matematika 2020)

 Yuk disimak! Semoga bermanfaat

Menurut Hewit dan Flett (1991) perfeksionisme adalah berjuang untuk tidak melakukan kesalahan dan untuk mencapai kesempurnaan dalam setiap aspek kehidupan individu. Perfeksionisme mencakup standar yang tinggi untuk diri sendiri, standar yang tinggi untuk orang lain, dan percaya bahwa orang lain memiliki pengharapan kesempurnaan untuk dirinya. Berdasarkan ilmu psikologi, perfeksionisme memiliki dua efek yaitu efek positif dan efek negative. Sikap perfeksionis menuntut untuk menghasilkan kinerja yang sempurna tanpa ada kekurangan dan membuat kita tidak pernah merasa puas sehingga selalu ingin mencapai hasil yang tertinggi. Pada akhirnya, jika tidak dapat mewujudkan hal tersebut, kita mengalami frustasi. Seorang psikolog ternama mengatakan, “Jika kita lebih fokus dengan cara mengerjakan sesuatu dibandingkan pekerjaan itu sendiri, maka kita akan menghadapi masalah”. Perfeksionis menjadikan seseorang memiliki standar tinggi, sehingga membuat kita takut berhadapan dengan kegagalan. Kita selalu berusaha untuk melarikan diri dari kegagalan, padahal kegagalan adalah peluang untuk terus memperbaiki diri.

Dalam Multidimensionsal Perfectionism Scale yang disusun Hewitt, dkk. (Aditomo dan Retnowati, 2004) disebutkan perfeksionisme terbagi menjadi tiga komponen, yaitu : Perfeksionis Self-Oriented, terkait dengan menetapkan standar yang amat tinggi terhadap diri, kritik, dan pengawasan diri berlebihan yang membuat seseorang tidak bisa menerima kesalahan atau kegagalan. Dimensi perfeksionisme yang ini mengandung hasrat untuk terus-menerus berusaha agar tidak pernah salah atau gagal. (Hewitt dkk., 1991).


 Perfeksionisme Other-Oriented, terkait dengan kecenderungan individu menuntut agar orang lain memenuhi standar-standar yang amat tinggi. Perfeksionis Socially Prescribed, persepsi bahwa orang lain menuntut dan mengharapkan dirinya untuk selalu berhasil mencapai prestasi dengan standar yang tidak realistis. Tuntutan yang datang dari orang lain ini terkait dengan persepsi individu perfeksionis bahwa hal itu harus dipenuhi untuk mendapatkan penerimaan dan penghargaan dari lingkungannya (Blatt, 1995).

Sifat perfeksionis memiliki manfaat dan kekurangan, tergantung dari sudut pandang kita dalam melihatnya. Apa saja sih manfaat dan kekurangannya?


1. Memiliki standar dan kualitas yang tinggi, sehingga kita akan kerja dua kali lebih banyak

Ia tidak akan merasa puas dengan melakukan suatu hal yang biasa saja atau belum memenuhi standar minimum versinya. Oleh karena itu, ia akan melakukan pekerjaan sebanyak yang ia perlukan untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa.


2. Sangat teliti, namun membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan pekerjaan

Karena mengharapkan sesuatu yang sempurna, maka seseorang yang perfeksionis sangat teliti dalam melakukan pekerjaannya dan tidak mengabaikan sesuatu hal yang kecil. Namun karena ketelitian tersebut, ia akan sangat lama menyelesaikan pekerjaannya. Bisa dibilang orang perfeksionis mempunyai tingkat produktivitas yang rendah.


3. Selalu ingin memberikan citra dan image yang baik, tetapi cenderung mengerjakan sesuatu yang tidak perlu

Karena upayanya untuk memberikan citra yang positif, ia cenderung mengerjakan sesuatu yang tidak perlu.


4. Ingin semua hal berjalan dengan lancar dan baik, namun mudah depresi dan frustasi

Menginginkan hasil yang sempurna dan berjalan dengan baik, seorang perfeksionis akan bekerja lebih keras dan lebih panjang dibanding orang lain. Hal ini akan membuatnya lebih lelah dan mudah frustasi ketika hasil yang dihasilkan tidak mencapai tujuan yang diharapkan.


5. Menjadi pribadi yang kritis dengan memikirkan segala hal, tapi cenderung membuang waktu



Menjadi pemikir yang kritis itu perlu, namun untuk beberapa situasi dan kebutuhan yang mendesak, perfeksionis akan cenderung membuang waktu.

Memiliki sifat perfeksionis memang terkadang menguntungkan. Kita menjadi selalu melakukan apapun dengan hati alias tidak asal-asalan. Namun, jika sudah berlebihan malahan bisa menjadi tidak sehat. Perfeksionis yang berlebihan juga dapat menimbulkan penyakit mental seperti anxiety, depresi, dan gmenurunnya rasa percaya diri. Oleh karena itu, kita lebih baik menghindari perfeksionis yang tidak sehat dengan lima cara berikut ini :


1. Jangan pedulikan pendapat orang lain

Jika kita terlalu mendengarkan orang lain, maka tidak pernah ada habisnya. Sempurna menurut orang lain tentu berbeda dengan dirimu. Karena setiap individu memiliki patokan akan definisi perfect tersebut. Mendengarkan kritikan orang lain hanya akan membuat kita tidak puas dengan diri sendiri. 


2. Jangan hanya fokus pada hasil

Ketika seseorang hanya fokus pada hasil, maka mereka akan mudah kecewa jika hasil yang keluar tidak sesuai apa yang diharapkan. Namun berbeda ketika kita juga mengandalkan proses yang ingin kita capai. 


3. Percaya pada kemampuan diri

Percaya pada kemampuan diri sendiri ternyata mampu membuat kita menghindari sifat perfeksionis berlebihan. Karena kita dapat membuat keputusan sendiri tanpa butuh pendapat orang lain. Pastikan kita juga memiliki prinsip 'apapun hasilnya, yang terpenting adalah ini merupakan kerja kerasmu sendiri'. Ketika kita selalu menerapkan prinsip di atas, kita tidak akan terbebani dengan sifat perfeksionis yang menuntut untuk selalu sempurna setiap saat.


4. Ubah niat ketika mengerjakan sesuatu

Apabila sebelumnya kita mengerjakan sesuatu hanya untuk menyenangkan orang lain atau ingin merasa diterima. Maka, harus kita ubah segera mindset tersebut. Ganti niat dengan mengerjakan sesuatu untuk memuaskan diri semata. Kita tidak perlu melakukan apapun demi orang lain agar merasa dihargai. Saat kita sudah bisa menghargai diri sendiri, maka pada saat itulah orang lain dapat menghargaimu. Jadi, jangan pernah semata-mata hidup untuk memuaskan orang lain. Hal ini hanya akan menimbulkan sifat perfeksionis yang tidak sehat.


5. Cintai diri apa adanya

Mungkin kita sudah terlalu sering mendengar kalimat seperti ini.

 Namun, nyatanya saat kita sudah mencintai diri sendiri, kita tidak akan terlalu keras pada dirimu. Kita tahu batas mana yang tidak boleh dilalui. Sehingga pada akhirnya kita terlalu menyayangi diri sendiri agar tidak mendorong dirimu untuk melakukan hal yang tidak bisa kita lakukan. 

Jadi, perfeksionis bisa menjadi suatu kelebihan dan juga kekurangan, tergantung bagaimana kita menempatkan atau memposisikannya. Berusaha menjadi orang yang sempurna merupakan suatu hal yang melelahkan. Ingatlah, kehidupan kita adalah tentang membuat kemajuan bukan kesempurnaan. Nikmati setiap kesalahan yang dibuat dan rayakan setiap pencapaian yang berhasil dilakukan. Kita harus fokus untuk membuat kemajuan, bukan menghasilkan kesempurnaan. Dengan begitu, kita dapat selalu menikmati proses yang dilalui, selalu terbuka terhadap perbaikan dan peningkatan diri. Tentu saja ini merupakan hal yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. 


Daftar Pustaka :

Paul, L. Hewitt., Gordon, L. Flett., Wendy, Turnbull Donovan., & Samuel, F. Mikail. (1991). The Multidimensional Perfectionism Scale : Reliability validity, and psychometric properties in psychiatric samples. Journal of Consulting Clinical Psycology, 3, 464-468.


Aditomo, Anindito., & Sofia, Retnowati. (2004), Perfeksionisme, harga diri, dan kecenderungan depresi pada remaja akhir. Jurnal Psikologi , 1, 1-14.


Emma, Kaes. 2020. 5 Cara Mudah Menghindari Sifat Perfeksionis yang Tidak Sehat.

 [online]

 https://www.idntimes.com/life/inspiration/emma-kaes/cara-mudah-menghindari-sifat-perfeksionis-cic2 (Diakses pada : 8 April 2021)


Kabinet KOLABORASI!!!


Kuatkan fondasi, ciptakan prestasi!*



Jangan lupa pantengin terus medsos UKMPR yaa


Fanspage fb : Ukmpr Unsoed

Instagram : @ukmpr.unsoed

Line : @pvg0902f


Salam Riset !!! Sukses!!!

 

Komentar

  1. Terima kasih atas artikel yang sangat bermanfaat ini, semoga kita semua bisa terhindar dari sifat perfeksionis yang tidak sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah membaca artikel dari kami. Jangan lupa nantikan artikel berikutnya.

      -admin

      Hapus
    2. Bsgus sekali artikelnya, ada saatnya perfeksionis itu menjadi kelebihan bagi seseorang dan ada saatnya perfeksionis menjadi kekurangan bagi seseorang. Itu tergantung sifat dan perbuatan yg dilakukannya

      Hapus
    3. Iyap. By the way Kita punya kontrol penuh terhadap tubuh kita. If you think being a perfectionist is good for you . just do it.

      Hapus

Posting Komentar