Kajian UKMPR : Jangan Ragu Jadi Pribadi Introvert

[ KAJIAN UKMPR ]

Salam Riset!!! Sukses!!!

Halo guys, kajian UKMPR kembali hadir menyapa kalian.

Kali ini ada kajian menarik dengan judul:

Jangan Ragu Jadi Pribadi Introvert!

Yuniar Nur Asyifa
Teknologi Pangan (2020)

Yuk disimak!
Semoga bermanfaat


Menurut Jung, dalam Jess Feist dan Gregory J. Feist, introvert adalah aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi subjektif. Introvert adalah mereka yang suka dunia dalam (diri sendiri). Golongan ini merupakan golongan yang mengutamakan untuk memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Sifat ini berusaha untuk selalu mencukupi kebutuhan dirinya dengan sedikit sekali menghiraukan orang lain disekitarnya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa seorang yang introvert adalah seorang yang subjektif. Dia akan mengutamakan kepentingan atau perasaan personalnya dalam berfikir, bersikap, atau bertingkah laku. Menurut Jung dalam Alwisol (2009:59), introvert mengarahkan pribadi ke pengalaman subjektif, memuaskan diri sendiri pada dunia dalam dan privasi dimna realita hadir dalam bentuk hasil pengamatan, cenderung menyendiri, pendiam atau tidak ramah, bahkan antisosial.

Setiap orang memiliki sisi introvert dan ekstrovert dengan satu lebih dominan dari pada yang lain. Mereka yang lebih memiliki sisi introvert dari pada ekstrovertnya dapat merasa lelah ketika menghadapi interaksi sosial yang terlalu banyak. Kebanyakan dari introvert lebih fokus pada dunia batin, ide, dan konsep. Kekuatan diam seorang introvert dapat mengamati, menciptakan ide-ide yang inovatif serta hal lain yang jarang diketahui oleh orang lain keberadaannya. 

Terdapat banyak manfaat menjadi pribadi yang introvert seperti halnya pada pribadi ekstrovert. Setiap kepribadian manusia memiliki kemampuan untuk berkembang di lingkungannya masing-masing. Introvert memiliki lebih banyak cara untuk melindungi diri mereka sendiri dan hidup lebih lama. Para pribadi introvert menghargai kehidupan yang lebih sederhana, merencanakan dan merenungkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu serta mendorong orang lain untuk mereflrksikan diri dan berpikir sebelum bertindak. 

Bukan hanya itu, terdapat beberapa hal yang dapat dibanggakan menjadi pribadi yang interovert. Yang pertama adalah pikiran kreatif seorang introvert. Seperti yang dikatakan Albert Einstein, “Kesunyian kehidupan yang tenang merangsang pikiran kreatif”. Sementara ekstrovert mengandalkan stimulasi dari luar introvert lebih memilih dunia fantasi dan imajinasi. Kedua yaitu kemampuan untuk berpikir di luar otak. Banyak introvert lebih memilih untuk membuat aturan mereka sendiri dan pikiran dari introvert merupakan tanah subur untuk mengembangkan ide-ide yang inovatif. Yang ketiga, penyelarasan dengan orang lain. Banyak intovert menjadi terapi sukses orang lain. Penyesuaian pribadi introvert dengan perasaan orang lain dan perhatian dengan batin dapat membuat pribadi introvert sangat berempati dan berbelas kasih. Para introvert lebih baik dalam interaksi 1 lawan 1. 

Sedangkan yang keempat adalah kekuatan pengamatan yang luar biasa. Para pribadi introver tahu bahwa “Pengetahuan tidak diperoleh dengan mengepakkan bibir tetapi dengan menghilangkan kotoran telinga”. Dan yang kelima adalah kemampuan untuk diam-diam mengubah dunia. Banyak introvert cenderung berada pada pihak yang dicadangkan karena kepribadiannya yang pendiam. Namun, para introvert melawan perjuangan mereka sendiri dan memicu upaya keras untuk menentang dan akhirnya merubah ketidakadilan yang ada. Dengan sifat introvert yang tenang tidak dapat diremehkan. 

Oleh karena itu, jangan ragu jika menjadi pribadi yang introvert, baik pribadi introvert maupun ekstrovert masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Banyak tokoh-tokoh terkenal yang sukses memiliki kepribadian introvert. Dengan kelebihan yang dimilikinya, pribadi introovert juga dapat meraih kesuksesannya masing-masing tanpa menjadikan kepribadian introvert tersebut menjadi penghalang masa depan.

Daftar Pustaka

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press. 

Dominika, Dominika dan Stefani Virlia. 2018. Hubungan Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert dengan Penerimaan Sosial pada Siswa. Konselor. 7(1): 31 – 39. 

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2018. Teori Kepribadian Edisi 8. Jakarta: Salemba Humanika. 

Jumiati. 2010. Antara Sikap dan Kepribadian Seseorang. https://www.kompasiana.com/jumiati/antara-sikap-dan-kepribadian-seseorang_550056cea333117c6f510b00 diakses pada 31 Maret 2021. 

Nurasyahrurahmah. 2017. Hubungan Antara Kepribadian Introvert dan Kelekatan Teman Sebaya dengan Kesepian Remaja. Jurnal Ecopsy. 4(2): 133 – 116.

Qutu, Buku. 2020. 5 Alasan Mengapa Introvert Harus Bangga Menjadi Introvert.

 [online] https://youtu.be/5BMxvnvt5zQ diakses pada 31 Maret 2021. 

Semoga dapat terus menginspirasi 😁
======================= 
Kabinet KOLABORASI !
Satukan visi, mari bersinergi!! •

Jangan lupa pantengin terus medsos UKMPR yaa🤗

📱Fanspagefb : Ukmpr Unsoed
📱Instagram : @ukmpr.unsoed
📱Line : @pvg0902f
🅱Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id

Salam riset !!! Sukses !!!




 #kabinetkolaborasi  #UKMPR #unsoed #purwokerto



Komentar