KAJIAN UKMPR : Denial Syndrome, Mekanisme Pertahanan Diri terhadap Kenyataan yang Mengancam

 

[KAJIAN UKMPR]
Salam Riset!!! Sukses!!!

Hello guys, kali ini kajian UKMPR kembali hadir nih. Nah buat hari ini ada kajian menarik dari sahabat kita yang berjudul:

Denial Syndrome, Mekanisme Pertahanan Diri terhadap Kenyataan yang Mengancam
Farah Ispramudita Septiyanti
Biologi Reguler (2021)

Yuk disimak!
Semoga bermanfaat

    Denial Syndrome adalah wujud melawan suatu kecemasan terhadap kenyataan yang mengancam sebagai bentuk pertahanan diri (Corey, 2005 dalam Hasanah dkk, 2021). Denial Syndrome yang dikemukakan oleh Sigmund Freud seorang ahli Psikologi dari Austria dalam teorinya yaitu psikoanalisis disebut sebagai salah satu mekanisme pertahanan diri (Hasanah dkk, 2021). Mekanisme pertahanan diri yang dimaksud disini adalah mekanisme pertahanan diri secara psikologis. Dengan kata lain, mekanisme pertahanan diri ini dilakukan untuk menangani perasaan tertekan. Denial atau penyangkalan dapat menyertakan penyangkalan dalam mengakui kenyataan maupun penyangkalan akan konsekuensi kenyataan tersebut (Mardatila, 2021). Contoh Denial syndrome yang terjadi secara umum seperti menyangkal ketika menderita penyakit, mengalami obesitas, atau bahkan ketika seseorang terjebak dalam hubungan yang tidak sehat (Trifiana, 2020). Misalnya dalam suatu hubungan yang tidak sehat, seseorang terus menyangkal terhadap hal yang terjadi dalam hubungannya, padahal dengan menyangkal dan membiarkan hubungan tidak sehat tersebut dapat berdampak buruk terhadap dirinya sendiri, baik dalam segi kesehatan mental ataupun fisik. 

    Denial syndrome juga dapat terjadi pada diri sendiri, misalnya ketika merasa sedih tetapi seseorang terus menyangkal perasaan tersebut hingga kesedihannya tidak tereskpresikan. Menurut Elizabeth Kübler-Ross dalam bukunya yang berjudul On Death and Dying yang dikutip dari Healthline, bahwa salah satu tahapan stages of grief atau tahap kesedihan yaitu penolakan emosi memang dapat terjadi terhadap seseorang agar memberikan waktu untuk menyerap kesedihan secara bertahap dan memprosesnya (Holland, 2018). Tetapi, jika menyangkal secara terus-menerus pun akan menyulitkan hidup (Fernanda, 2021). Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda ketika mengalami denial syndrom, diantaranya:
1. Menolak untuk membicarakan masalah tersebut.
2. Menemukan cara untuk membenarkan perilaku anda.
3. Menyalahkan orang lain atau kekuatan luar karena menyebabkan masalah.
4. Bertahan dalam suatu perilaku meskipun ada konsekuensi negatif.
5. Berjanji untuk mengatasi masalah di masa depan.
6. Menghindari memikirkan masalah (Cherry, 2021).

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Denial syndrom dapat terjadi pada situasi penyangkalan ketika menderita suatu penyakit, misalnya seseorang dengan nyeri dada dan sesak napas tidak percaya bahwa gejala tersebut merupakan gejala serangan jantung dan menunda mendapatkan bantuan. Dalam situasi ini, denial syndrom mencegah seseorang mendapatkan bantuan medis hingga adanya konsekuensi jangka panjang yang berpotensi menghancurkan (Mardatila, 2021). Selain itu, Denial syndrom juga dapat dilakukan tanpa disadari yaitu perilaku-perilaku masyarakat yang menolak covid-19 dan menutup diri untuk memahami dampak covid-19. Hal ini didukung berdasarkan hasil riset melalui observasi dan wawancara mengenai perilaku-perilaku masyarakat daerah Kab.Pamekasan, Madura dalam menghadapi pandemi covid-19 menunjukkan bahwa Denial syndrom yang berkepanjangan dimana salah satunya yaitu perilaku tidak mentaati protokol kesehatan menyebabkan menyebarnya virus dengan cepat dan luas sehingga jumlah kasus positif covid-19 dan yang meninggal semakin meningkat. Dalam hal ini, denial syndrom dapat diatasi dengan adanya komunikasi interpersonal yang baik. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan terutama oleh tokoh masyarakat agar dapat menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya protokol kesehatan selama pandemi (Hasanah dkk, 2021). 

    Dalam mengatasi denial syndrome, orang-orang sering kali menerima kenyataan dari suatu situasi dengan waktu dan dukungan mereka sendiri. Psikoterapi atau kelompok pendukung juga dapat membantu. Terdapat beberapa hal yang dapat membantu mengatasi denial syndrome, antara lain:
1. Pikirkan mengapa anda takut menghadapi masalah.
2. Pertimbangkan konsekuensi dari tidak menangani masalah.
3. Cobalah berbicara dengan teman dekat atau orang terkasih yang mungkin dapat menawarkan perspektif yang jujur dan lebih objektif.
4. Berusahalah untuk mengidentifikasi pikiran yang menyimpang yang mungkin berkontribusi pada kecemasan anda (Cherry, 2021).

    Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Denial Syndrom yang merupakan mekanisme pertahanan seseorang yang disebabkan ketakutan terhadap kenyataan atau konnsekuensi dari kenyataan tersebut dapat berdampak baik dan berdampak buruk. Berdampak baik karena penyangkalan merupakaan salah satu fase kesedihan dimana proses penyesuain dalam menerima kesedihan tersebut, tetapi akan berdampak buruk jika penyangkalan dilakukan secara terus-menerus. Oleh karena itu, ketika merasa mengalami tanda-tanda Denial Syndrom sebaiknya berusaha untuk tidak melakukannya secara berkepanjangan serta melakukan hal-hal yang dapat membantu mengatasinya seperti yang dijelaskan sebelumnya. 

Wah, ternyata kajian ilmiah kali ini yaitu mengenai Denial Syndrome sudah lumayan panjang ya. Semoga tetap tersampaikan dengan baik dan bermanfaat untuk semua pembaca, sekian terima kasih.

Daftar Pustaka :
Ani, Mardatila. 2021. Mengenal Denial Syndrome, Kenali Tanda-tanda Beserta Dampak Jangka Panjangnya.[online]
 https://www.merdeka.com/sumut/mengenal-denial-syndrome-kenali-tanda-tanda-beserta-dampak-jangka-panjangnya-kln.html (diakses pada 7 Maret 2022)

Azelia, Trifiana. 2020. Arti Denial Adalah Menyangkal Apa yang Sebenernya Terjadi, Baik Atau Buruk? [online]
 https://www.sehatq.com/artikel/arti-denial-adalah-menyangkal-apa-yang-sebenarnya-terjadi-baik-atau-buruk (diakses pada 7 Maret 2022)

Ericha, Fernanda. 2021. Mengenal Stages of Grief, Tahapan Kesedihan saat Mengalami Hal Buruk. [online]
 https://www.kompas.com/parapuan/read/533033131/mengenal-stages-of-grief-tahapan-kesedihan-saat-mengalami-hal-buruk (diakses pada 8 Maret 2022)

Iswatun, Hasanah et al. 2021. Denial Syndrome terhadap Pandemi Covid-19 pada Masyarakat Kabupaten Pamekasan Madura. Edu Consilium: Jurnal BK Pendidikan Islam. Vol.2(2):hlm. 35-52.
Kendra, Cherry. 2021. Denial as a Defense Mechanism.[online]
 https://www.verywellmind.com/denial-as-a-defense-mechanism-5114461#:~:text=Denial%20is%20a%20type%20of,the%20consequences%20of%20that%20reality (diakses pada 7 Maret 2022)

Kimberly, Holland. 2018. What You Should Know About the Stages of Grief. [online]
 https://www.healthline.com/health/stages-of-grief (diakses pada 8 Maret 2022)

======================= 
KABINET SIGMA!
SINERGY, INTERGRITY, MORALITY!

Jangan lupa staytune terus medsos UKMPR yaa✨🤗
📱Fanspage fb : Ukmpr Unsoed
📱Instagram : @ukmpr.unsoed
📱Line : @pvg0902f
📱Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id
📱Youtube : UKMPR UNSOED
📱Tik Tok: unsoed.ukmpr
📱Telechanel: @ukmpr.unsoed
📱Telebot: @ukmprunsoed_bot

Salam Riset!!! Sukses!!!
#UKMPR #kabinetsigma #unsoed #purwokerto


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Trik Lolos Karya Tulis, PMW dan PKM”

KAJIAN UKMPR: Aroma Petrichor yang Menenangkan

KAJIAN UKMPR: Aurora Borealis, The Stunning Lights from The North