Kajian UKMPR : FoMO, Sindrom Sosial Zaman Now

 


[KAJIAN UKMPR]


Salam Riset!!! Sukses!!!


Hello guys, kali ini kajian UKMPR kembali hadir nih. Nah buat hari ini ada kajian menarik dari sahabat kita yang berjudul:


FoMO, Sindrom Sosial Zaman Now


Gendis Prabawati Cahya

Teknik Pertanian


Yuk disimak!

Semoga bermanfaat


     Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Namun hal tersebut dapat berubah menjadi kegelisahan ketika mereka mengecek media sosialnya dan melihat berbagai keseruan yang sedang dilakukan oleh teman-teman mereka. Hal tersebut membuat mereka tidak bisa untuk berhenti memantau aktivitas orang lain di media sosial. Keadaan seperti itu disebut dengan Fear of Missing Out (FoMO) yaitu adanya keinginan yang besar untuk tetap terus terhubung dengan apa yang sedang dilakukan oleh orang lain melalui dunia maya (Przybylsky, 2013). FoMO di definisikan sebagai perasaan gelisah dan takut bahwa seseorang tertinggal, apabila teman-temannya sedang melakukan atau merasakan sesuatu yang lebih baik atau lebih menyenangkan dibanding apa yang sedang ia lakukan atau ia miliki saat ini. Perasaan di mana seseorang merasa begitu khawatir jika melewatkan tren yang sedang terjadi dikehidupan sosialnya.

     FoMO merupakan sindrom kecemasan sosial yang ditandai dengan keinginan untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain (Przybylski, 2013). Sebagai dampak dari perkembangan teknologi dan internet, sindrom ini telah membawa manusia pada posisi determinasi terhadap kebutuhan akan telekomunikasi. Orang yang menderita gangguan kecemasan sosial ini, mengalami perasaan rendah diri, penghinaan dan depresi karena takut dihakimi oleh orang lain. Przybylski, Murayama, DeHaan, dan Gladwell (2013) menyatakan bahwa mereka yang mengalami FoMO di media sosial ternyata mengalami pemuasan kebutuhan, mood, dan kepuasan hidup yang rendah dalam kehidupan nyata. Keterikatan dengan media sosial tertentu sampai menimbulkan fenomena FoMO menjadi sangat berbahaya karena individu bisa berprilaku irasional untuk mengatasi FoMO-nya, misal untuk terus melakukan pemantauan obsesif terhadap media sosial saat mengemudikan kendaraan. Bagi individu semacam ini terasa tidak bisa terpisahkan sedikitpun dari smartphone dan media sosial sasaran, dan merasa galau jika tidak tahu berita terbaru atau bila ada teman yang mempertanyakan mengapa ia tidak tahu berita terbaru. Konsekuensi negatif dari FoMO bagi remaja adalah masalah identitas diri, kesepian, gambaran diri negatif, perasaan inadekuat, perasaan terpinggirkan, dan iri hati.

     Ada beberapa fenomena di Indonesia mengenai FoMO yang berujung tragis. Pada tahun 2016 lalu seorang siswa SMP tewas akibat berfoto selfie, siswa SMP yang berusia 15 tahun tersebut tewas akibat jatuh usai selfie dari lantai liama di sebuah gedung kosong peristiwa tersebut terjadi di Koja, Jakarta Utara, selain kasus tersebut, ada juga kasus seorang wanita asal Florida, meninggal akibat terpeleset di Grand Canyon, beberapa saat setelah posting foto Instagram. Wanita tersebut datang untuk hiking bersama kedua temannya, jatuh dari ketinggian sekitar 120 meter. Wanita tersebut mengunggah foto di akun Instagramnya, ia sedang duduk di tepian sebuah tebing menikmati pemandangan. Usai mengunggah foto tersebut, wanita tersebut terpeleset di daerah yang dikenal dengan nama Ooh Aah Point, yang merupakan titik populer untuk berfoto. "Dia akan meninggalkan tempat itu untuk bergantian dengan orang lain. Namun, dia terpeleset dan jatuh ke belakang langsung ke dalam jurang.

     Untuk menangani hal tersebut seseorang tidak harus meninggalkan media sosial mereka, tetap terhubung dengan orang-orang yang mengalami hal yang sama juga penting, agar seseorang tidak merasa sendirian, dan dalam hal tersebut tentu merupakan suatu hal yang baik. Kuncinya adalah bagaimana seseorang dapat menggeser pola pikirnya, menyadari bahwa fase kehidupan tidak hanya satu ukuran dan tidak semua hal akan cocok dengan diri masing-masing individu. Intinya bagaimana seseorang dapat mendifinisikan kesuksesan dan kebahagiaan dengan baik.


Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk semua pembaca setia kajian ilmiah UKMPR.

Enjoy your day! ☺ 


Daftar Pustaka :


Creswell, W. J. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Hetz, P. R., Dawson, C. L., & Cullen, T. A. (2015). Social Media Use And The Fear Of Missing Out (Fomo) While Studying Abroad. Journal of Research on Technology in Education. 47(4) : 259-272.


Nasrullah, R. (2015). Media Sosial; Persfektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.


Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHan, C. R, & Gladwell, V.(2013). Motivational, Emotional and Behavioural Correlates of Fear of Missing Out. Computer in human behavior. 29(4) : 1841-1848.


Sumini.(2018). Neuro-Lingusitic Programming (Nlp) Based Counseling Sebagai Solusi Untuk Mereduksi Efek Fomo (Fear Of Missing Out Pada Kecanduan Media Sosial. Jurnal Bimbingan Konseling. 7(1): 109-116.


Tresnawati, F.R. (2016). Hubungan antara The Big Five Personality Traits Dengan Fear Of Missing Out Abaut Social Media pada Mahasiswa. Intuisi: Jurnal Ilmiah Psikologi. 8(3):179-185.


======================= 

KABINET SIGMA!

SINERGY, INTERGRITY, MORALITY!


Jangan lupa staytune terus medsos UKMPR yaa✨🤗

📱Fanspage fb : Ukmpr Unsoed

📱Instagram : @ukmpr.unsoed

📱Line : @pvg0902f

📱Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id

📱Youtube : UKMPR UNSOED

📱Tik Tok: unsoed.ukmpr

📱Telechanel: @ukmpr.unsoed

📱Telebot: @ukmprunsoed_bot


Salam Riset!!! Sukses!!!

#UKMPR #kabinetsigma #unsoed #purwokerto

Komentar