KAJIAN UKMPR: Negara Agraris, Impor adalah Impostor?!


 [KAJIAN UKMPR]


Salam Riset!!! Sukses!!!


Hello guys, kali ini kajian UKMPR kembali hadir nih. Nah buat hari ini ada kajian menarik dari sahabat kita yang berjudul:    


Negara Agraris, Impor adalah Impostor?!

Mahendra Alfiqih

Agroteknologi(2021)


Yuk disimak!

Semoga bermanfaat


Suharjono (2018 )  menuturkan bahwa dalam arti luas pertanian merupakan sektor yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi serta untuk mengelola lingkungan hidupnya, yang meliputi subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

Negara Agraris seperti Indonesia seharusnya mampu mencukupi kebutuhaan pangannya secara mandiri atau bahkan dapat melakukan ekspansi ekspor pangan keluar negeri. Namun sering dijumpai bahwa Indonesia kerap kali melakukan kegiatan impor bahan pangan dan tak jarang dalam jumlah besar. Lalu apakah kegiatan impor bahan pangan dapat berdampak buruk terhadap eksistensi Indonesia sebagai negara agraria ?

Menurunnya kontribusi PDB sektor pertanian Indonesia dari tahun ke tahun dikarenakan perekonomian Indonesia telah beralih dari negara agraris yang didominasi pertanian menjadi negara berbasis industri. Otsuka (2013) dalam Suharjono (2018) mengatakan bahwa saat ekonomi berkembang, pertanian di negara negara miskin mengalami tiga masalah berbeda, yaitu makanan, pendapatan, dan perdagangan. 

Indonesia yang memiliki lahan pertanian terluas ke empat di dunia seharusnya mampu mandiri pangan namun di satu sisi masalah sumber daya manusia Indonesia yang belum cukup mampu untuk bersaing juga menjadi kendala  lambatnya akselerasi pertanian Indonesia. Hal tersebut tentu berdampak pada hasil pertanian dan tentu berimbas dengan menurunya perekonomian Indonesia. Dengan demikian Impor sering menjadi tawaran permasalahan tersebut. Mentri Pertanian Yasin Limpo dalam wawancara eksklusif dengan tim Tribun Network di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (29/1/2020) mengatakan "Kalau itu (impor) yang kita utamakan, rakyat dapat apa? Yang untung siapa? Itu yang ada dipikiran saya. Namun bukan berarti impor itu haram," artinya bahwa masih ada manfaat dalam melakukan impor.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas produk pertanian, serta mempermudah dia juga menambahkan bahwa intinya sekarang ini, dua tiga bulan ini untuk pertama kali ekspor paling besar ada di bidang pertanian. Ini data BPS. Kita tidak usah bilang tidak boleh masuk impor, tapi kita lawan dengan ekspor yang lebih besar. Impor boleh tapi ekspor harus lebih besar.

Jadi, Impor dapat menjadi Impostor apabila impor tidak dikendalikin, lebih besar dari ekspor, atau bahkan membuat rakyat semakin sengsara.

 

Marwanti, S., & Irianto, H. (2018). Pengaruh ekspor, impor, dan investasi terhadap pertumbuhan sektor pertanian Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 35(1), 49-65.

Nadabang, Alfons. 2020. Wawancara Ekslusif Menri Pertanian ; Impor Haram, Tapi yang Untung Siapa ?. Tribunnews.



======================= 

KABINET SIGMA!

SINERGY, INTERGRITY, MORALITY!


Jangan lupa staytune terus medsos UKMPR yaa✨🤗

📱Fanspage fb : Ukmpr Unsoed

📱Instagram : @ukmpr.unsoed

📱Line : @pvg0902f

📱Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id

📱Youtube : UKMPR UNSOED

📱Tik Tok: unsoed.ukmpr

📱Telechanel: @ukmpr.unsoed

📱Telebot: @ukmprunsoed_bot


Salam Riset!!! Sukses!!!

#UKMPR #kabinetsigma #unsoed #purwokerto

Komentar