KAJIAN UKMPR: Second Window of Opportunity pada Remaja

 

[KAJIAN UKMPR]

Salam Riset!!! Sukses!!!

Halo guys, kajian UKMPR kembali hadir menyapa kalian. Kali ini ada kajian menarik dengan judul:


Second Window of Opportunity pada Remaja

Shofiyyah Sa’diyyah

Ilmu Gizi (2022)


Yuk disimak!

Semoga Bermanfaat

Remaja adalah fase kehidupan antara anak-anak dan dewasa usia 10 hingga 19 tahun. Fase ini merupakan tahap perkembangan krusial dalam menentukan dasar kesehatan yang baik (WHO, 2021). Masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik yang pesat, serta perkembangan kognitif dan sosioemosional yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya (Sparrow et al., 2021). Masa remaja menjadi faktor penentu kualitas kesehatan individu di masa dewasa serta kualitas pada keturunannya di masa mendatang. Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang pesat tersebut, perlu adanya peningkatan asupan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan energi, protein, zat besi, dan zat gizi mikro lainnya (Lelijveld et al., 2023).

Fase remaja merupakan window of opportunity kedua sebagai perbaikan masa window of opportunity pertama pada 1000 Hari Pertama Kelahirannya (HPK) di usia balita. Masa ini digunakan untuk mengejar ketertinggalan kualitas diri yang tidak sempat terkejar pada saat 1000 HPK. Diperkirakan, 20% dari tinggi orang dewasa, 60% dari massa kerangka, dan setengah dari berat badan orang dewasa dicapai pada masa remaja ini (Lelijveld et al., 2023). Lebih lanjut, Sparrow et al. (2021) menyebutkan bahwa 20% dari total tinggi badan dan 45% massa tulang dicapai selama masa remaja dengan puncak pertumbuhan ponderal. Artinya, terjadi kecepatan pertumbuhan yang hampir menyamai pertumbuhan selama masa bayi sehingga periode ini memungkinkan untuk mengejar pertumbuhan dari malnutrisi yang diderita selama masa kanak-kanak. 

Kualitas hidup saat dewasa dan dalam menghasilkan generasi selanjutnya mulai ditentukan pada masa window of opportunity kedua (Rusilanti and Riska, 2021). Masa window of opportunity kedua ini bukan hanya memberikan kebermanfaatan pada individu itu sendiri, tetapi juga upaya pengoptimalan kesehatan diri sebagai pencegahan masalah kesehatan pada generasi selanjutnya. Status gizi selama masa remaja ini memengaruhi perkembangan fisik, kognitif dan sosial, dengan implikasi sepanjang perjalanan hidup serta untuk generasi mendatang (Lelijveld et al., 2023). 

Remaja putri merupakan kelompok yang paling menentukan kualitas keturunannya. Hal ini dikarenakan remaja putri akan mengalami masa kehamilan dan menyusui ketika sudah dewasa.  Asupan zat gizi pada saat remaja ini sudah dapat digunakan sebagai prediksi status kesehatan keturunannya nanti. Sebagai contoh, wanita yang mengonsumsi suplementasi asam folat pada periode prakonsepsi dapat mengurangi risiko terjadinya cacat tabung saraf pada janin (Das et al., 2018). Menurut Das et al. (2018), wanita lebih mungkin menderita malnutrisi dibandingkan pria karena faktor biologis reproduksinya. Oleh karena itu, asupan zat gizi pada fase remaja putri ini harus diperhatikan sebagai upaya pencegahan masalah gizi secara dini pada generasi selanjutnya. 

Salah satu masalah gizi yang dapat disebabkan oleh malnutrisi ibu yang dimulai ketika usia remaja yaitu stunting. Stunting masih menjadi fokus utama untuk diturunkan angka prevalensinya.  Akar dari stunting ini adalah pertumbuhan janin yang tidak adekuat sehingga memengaruhi tingkat kognitif anak (Das et al., 2018). Tidak adekuatnya pertumbuhan janin ini disebabkan karena ibu mengalami malnutrisi, seperti KEK, anemia, dan lainnya. Namun, fokus global dalam pengentasan stunting saat ini masih tertuju pada intervensi 1000 HPK. Padahal, stunting ini perlu dicegah oleh sang ibu sejak sebelum kehamilan, yakni sejak usia remaja. Beradasarkan uraian tersebut, optimalisasi status gizi remaja putri sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya perbaikan gizi dan pencapaian kesehatan jangka panjang. Remaja juga harus menanamkan kesadaran pada diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan mengatur pola makan yang sehat dan menghindari konsumsi junk food.


DAFTAR PUSTAKA

Das, J. K. et al. (2018) ‘Nutrition for the Next Generation: Older Children and Adolescents’, Annals of Nutrition and Metabolism, 72(suppl 3), pp. 56–64. 

Lelijveld, N. et al. (2023) ‘Research priorities for nutrition of schoolaged children and adolescents in low- and middle-income countries’, PLoS ONE, 18(1 January), pp. 1–13. 

Rusilanti and Riska, N. (2021) ‘Pengaruh Pelatihan Tentang Pemilihan Makanan Sehat Untuk Mencegah Terjadinya Stunting Melalui Edukasi Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri’, JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan), 8(02), pp. 175–185. 

Sparrow, R. et al. (2021) ‘Adolescent Nutrition—Developing a Research Agenda for the Second Window of Opportunity in Indonesia’, Food and Nutrition Bulletin, 42(1_suppl), pp. S9–S20. 

World Health Organization (2021) Adolescent health. [Online] Available at: https://www.who.int/health-topics/adolescent-health#tab=tab_1. Diakses pada 7 April 2023. 

Semoga terus menginspirasi

_________________________

KABINET ANGGARAKSA! 

BERSAMA KITA BISA! 



Jangan lupa staytune terus medsos UKMPR yaa 

Fanspage fb : Ukmpr Unsoed 

Instagram : @ukmpr.unsoed

Line : @pvg0902f 

Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id 

Youtube : UKMPR UNSOED 

Tik Tok: unsoed.ukmpr 

Telechanel: @ukmpr.unsoed 

Telebot: @ukmprunsoed_bot 


Salam Riset!!! Sukses!!! 

#UKMPR #kabinetanggaraksa #unsoed #purwokerto


Komentar