KAJIAN UKMPR: Toksoplasmosis: Penyakit Mematikan Yang Ditularkan Oleh Kucing

 


[KAJIAN UKMPR]

Salam Riset!!! Sukses!!!

Hello guys, kali ini kajian UKMPR kembali hadir nih. Nah buat hari ini ada kajian menarik dengan judul:


Toksoplasmosis: Penyakit Mematikan Yang Ditularkan Oleh Kucing 

Pramudya Wisanggeni

Biologi Internasional (2019)


Yuk disimak!

Semoga bermanfaat

Kucing domestik (Felis domestica) adalah karnivora predator yang berukuran kecil, termasuk mamalia crepuscular yang telah berasosiasi dengan manusia lebih dari 9.500 tahun. Seperti halnya hewan domestikasi lain, kucing hidup dalam simbiosis mutualisme dengan manusia. Kucing hidup di sekitar lingkungan manusia, serta biasanya dipelihara oleh manusia, tidak jarang kucing juga hidup liar dengan mencari makanan sendiri. Itulah mengapa kehadiran kucing kerap didapatkan pada berbagai tempat, misalnya sekitar rumah, warung-warung, pasar, dsb. Kucing merupakan hewan peliharaan paling popular yang terdapat di lebih dari 600 juta rumah di seluruh dunia. Hampir setiap individu hewan khususnya kucing dapat terinfeksi parasit, salah satunya adalah parasit Toxoplasma gondii (Adven, 2015). 


        Toksoplasmosis adalah salah satu jenis penyakit zoonosis yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii dan mulai mendapat perhatian dari kesehatan masyarakat veteriner Indonesia. Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan sejak tahun 1908 pada hewan pengerat Ctenodactylus gondii di Sahara, Afrika Utara. Parasit ini dapat menginfeksi semua bangsa burung dan mamalia termasuk manusia, tetapi hanya kucing dan sebangsanya saja yang merupakan hospes definitif. Toxoplasma gondii menyebar dengan cara kontaminasi kista pada daging khususnya daging babi dan kambing, melalui plasenta pada wanita hamil, atau dengan jalan menelan ookista yang infektif berasal dari feses kucing. Siklus seksual Toxoplasma gondii hanya terjadi di dalam saluran pencernaan kucing, hal ini berarti produksi ookista hanya terjadi pada kucing yang terinfeksi, sehingga kucing menjadi sumber pencemaran ookista pada lingkungan sekitarnya. Karena dekatnya hubungan manusia dengan kucing, besar kemungkinan terjadinya perpindahan penyakit dari kucing ke manusia ataupun sebaliknya (zoonosis) (Quan Liu, 2015). 


        Siklus hidup T.gondii dan penularan nya kepada manusia melalui kucing seperti pada gambar 1. Kucing memakan daging mentah atau tikus yang mengandung parasite T.gondii penyebab penyakit toksoplasmosis. Parasite T.gondii kemudian melakukan perkembangan  di dalam sel usus dan keluar bersama tinja. Setelah keluar bersama tinja kucing, parasit T.gondii berkembang secara aseksual di luar tubuh kucing dan dapat bertahan di lingkungan sehingga menjadi sumber penularan bagi kucing dan manusia. Penularan toksoplamosis juga bisa ditularkan dari hewan kepada manusia melalui perantara arthropoda, infeksi melalui tetesan saat menangani karkas atau hewan yang terinfeksi, makanan yang tercemar sekresi atau eksresi hewan penderita akut, dan makanan terkontaminasi tinja kucing atau familinya penderita toksoplasmosis (Basrul, 2015). 

        Gejala klinis penyakit Toksoplasmosis pada manusia dan hewan umumnya tanpa menunjukkan tanpa-tanda klinis. Gejala klinis tergantung pada organ yang terserang dan sifat infeksi yang diperoleh secara bawaan atau perolehan. Gejala yang tampk di antaranya abortus, kejang-kejang, spasmus otot, opistotonus, radang otak, kebutaan, ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, bahkan dapat terjadi paralisa otot-otot tubuh atau kelumpuhan pada otot (Gandahusada, 2015). 

T. gondii pada mata


Akibat ibu hamil terinfeksi toksoplasma yang menyebabkan kelainan pada bayi


Setelah adanya gejala-gejala dugaan penyakit toksoplasma, segera pergi ke rumah sakit untuk melakukan diagnosis seperti: Tes darah, untuk menilai kadar antibodi tubuh terhadap T.gondii. MRI, untuk mendeteksi penyebaran infeksi ke otak, terutama pada pasien yang berisiko tinggi terserang komplikasi. Biopsi otak atau cairan tulang belakang, untuk mendeteksi keberadaan parasit gondii, terutama pada kasus yang parah. Sementara pada ibu hamil, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa: Amniosentesis, untuk mengetahui penularan infeksi toksoplasmosis pada janin dengan memeriksa sampel air ketuban pada usia kehamilan di atas 15 minggu USG kehamilan, untuk menilai pertumbuhan dan mendeteksi kelainan pada janin (Kemkes, 2020).

Dalam upaya pencegahan dan pengendalian kejadian toksoplasmosis, maka yang perlu diperhatikan antara lain faktor lingkungan, pejamu perantara, insekta serta faktor kebersihan. Pencegahan terutama ditujukan kepada wanita hamil dan anak-anak, yaitu dengan menghindari mengkonsumsi makanan yang mentah dan daging yang kurang masak, mengurangi kontak dengan hewan piaraan (kucing dan anjing), memakai sarong tangan bila berkebun, menyingkirkan bak pasir yang fdak terpakai . Tangan harus dicuci dengan sabun setelah memegang daging atau menangani karkas. Jangan memberikan daging mentah atau kurang masak kepada kucing atau anjing untuk menghindari infeksi terhadap kucing dan hewan yang dipelihara di rumah. Untuk memutus mata rantai siklus hidupnya pada ternak maka harus dihindari pencemaran T. gondii pada pakan. Pengobatan hanya efektif terhadap bentuk takizoit, tetapi tidak dapat menghilangkan bentuk kista (Mursalim, 2018).

Penyakit toksoplasmosis sangat berbahaya dan mematikan pada manusia. Semua hewan termasuk kucing dan anjing  liar maupun peliharaan dapat terinfeksi toksoplasma. Maka dari itu pencegahan sangat penting dilakukan dengan selalu memperhatikan dan menjaga kesehatan hewan peliharaan dan melakukan pola hidup sehat. 

MARI KITA JAGA BAIK-BAIK ANABUL YANG LUCU INI DEMI KESEHATAN KITA BERSAMA……!!!! 🙌😼😽

Daftar Pustaka:

Adven, Simamora, Suratma, Nyoman., Apsari, Ida. 2015. Isolasi dan Identifikasi Oosista Toxoplasma Gondii pada Feses Kucing dengan Metode Pengapungan Gula Sheater. Indonesia Medicus Veterinus 2015 4(2): 88-96.
Basrul, Z. 2015. Identifikasi Endoparasit pada Saluran Pencernaan Rusa Tutul (Axis axis) di Taman Pintu Satu Universitas Hasanuddin Makassar. Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Skripsi.
Gandahusada, S. Ilahude H., Pribadi, Wita. 2004. Parasitologi Kedokteran. Edisi 3. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Mursalim, M. F., Abwah, R. N., & Ris, A. 2018. DETEKSI TOXOPLASMA GONDII PADA KUCING DOMESTIK (FELIS DOMESTICA) DENGAN METODE RAPID DIAGNOSTIC TEST DAN METODE APUNG. Jurnal Agrisistem, 14(1), 18-26.
Quan Liu. 2015. Diagnosis of Toxoplasmosis and Typing of Toxoplasma gondii. Parasites & Vectors, 8: 29.

Semoga dapat terus menginspirasi 😁
======================= 
KABINET ANGGARAKSA!
BERSAMA KITA BISA!

Media Informasi dan Relasi
Linktree: https://linktr.ee/ukmprunsoed
Email: unsoed.ukmpr@gmail.com

Jangan lupa staytune terus medsos UKMPR yaa✨🤗
📱Fanspage FB : Ukmpr.Unsoed
📱Instagram : @ukmpr.unsoed
📱Blog : ukm-penalaranriset.blogspot.co.id
📱Youtube : UKMPR UNSOED
📱Tik Tok : @ukmpr.unsoed
📱Podcast Spotify: UKMPR UNSOED

Salam Riset!!! Sukses!!!
#UKMPR #KabinetAnggaraksa #Unsoed #Purwokerto


Komentar